Sebanyak 64 peserta program Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) yang diinisiasi oleh Kelompok Kerja (Pokja) Papua Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Puncak mengikuti pelatihan dan pembekalan di Pusat pelatihan Skadron Pendidikan (skadik) 104 Lanud Adisutjipto Yogyakarta, sejak Senin (18/5/2015) hingga Kamis (21/5/2015). “Pelatihan dan pembekalan di pusat Skadik 104 Lanud Adisutjipto diharapkan bisa menguatkan motivasi dan semangat mereka dalam pengabdian di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua nanti. Para calon GPDT angkatan II ini diharapkan bisa menimba pelajaran dan nilai-nilai yang diperoleh dalam semua pemberian materi,” kata Koordinator Pokja Papua UGM Bambang Purwoko, Senin (18/5).
Para peserta menurut Koordinator Jogja Adventure Zone (JAZ) Lanud Adisutjipto, Kapten Febriyan Wijoseno harus bisa memiliki komitmen untuk membangun Indonesia dengan cinta, profesionalisme, dan moral yang terbaik. “GPDT angkatan kedua harus juga memiliki semangat ini yang nantinya dipakai untuk membangun Indonesia mulai dari Papua. Fungsi mendidik yang dimiliki rekan-rekan GPDT angkatan kedua harus bisa diabdikan untuk sama-saudara Indonesia di tanah Papua, tanah yang penuh kasih,” katanya.
Beberapa materi yang diperoleh GPDT II 2015 selama berada dalam pelatihan di AU antara lain, kepemimpinan, manajemen sekolah dan proses penganggaran sekolah, nasionalisme, militansi-loyalitas-dan pengabdian, teknik mempertahankan diri (survival), teknik pengobatan mandiri dan alamiah, motivasi untuk membangun Indonesia, dan beragam acara jelajah medan. Acara pembekalan juga dilengkapi dengan Outbond militer yang dijalankan sesuai dengan standar pendidikan skadik 104. Acara ditutup dengan gelar pentas budaya dari masing-masing wilayah.
Ragam pencak silat dan tarian tor-tor dibawakan oleh GPDT yang berasal dari Sumatera, Ludruk dan Ketoprak serta nyanyian dibawakan oleh kelompok Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY. Peserta dari Papua mengisi malam budaya dengan acara lagu Tanah Papua, sementara GPDT II 2015 asal NTT meramaikan malam pelepasan tersebut dengan acara Ja’i (tarian khas NTT) bersama. Pentas menarik juga ditampilkan GPDT Asal Nusa Celebes. Kisah teatrikal kontemporer mengenai perjuangan dan nasionalisme “Datuk Musang” dan kisah pengkhianatan terhadap dirinya dibawakan dalam teater singkat yang diadaptasikan dengan ragam tahap rekrutmen dan penguatan kapasitas GPDT II.
“Saya merasa bahwa segala proses, mulai dari rekrutmen, penguatan kapasitas, pelatihan dan pembekalan di sini sampai pada kelanjutan acaranya sangat berguna dan tentunya dijalankan dengan sangat profesional oleh panitia. Semoga niat baik dari hati yang menjadi spirit program ini bisa menghasilkan sesuatu yang benar-benar berguna untuk Papua, untuk Indonesia,” tutur Dame Santy A. Manurung peserta dari Medan, Sumatera Utara.
Peran serta semua pihak dalam kesuksesan dan meningkatkan kualitas pendidikan di tanah Papua menurut koordinator Pelatihan dan Pendampingan Arie Ruhyanto harus bisa memberikan hasil yang memuaskan. “Sinergi membangun Papua adalah ideal yang harus diperjuangkan bersama. Kontribusi Lanud Adisutjipto dan semua kelompok yang memberikan bantuan dan masukan untuk GPDT II 2015 sangat diapresiasi oleh PPKK Fisipol UGM dan Pokja Papua UGM. Semua niat baik yang disumbangkan untuk pertiwi tentunya akan membantu memajukan dan meningkatkan taraf hidup Indonesia,” pungkasnya.